[ ujaran.com ] - Ada orang-orang yang saya kenal, dia punya sosmed, dia mengurusnya dan mengisinya dengan berbagai karyanya. Hampir setiap karya yang dia buat, dia upload di sosial medianya. Orang seperti ini, menjadikan sosmed sebagai alat untuk memenuhi kebutuhan hidupnya. Karena dari sosmednya, ia bisa menjalani hidup.
Ada orang-orang yang saya kenal, dia punya sosmed, dia mengurusnya, bahkan merapihkan feednya. Foto-fotonya berkelas, caption-captionnya superbijak, jikalau kamu tidak mengenalnya, sudah pasti kamu akan menganggap bahwa kehidupannya sempurna. Orang seperti ini, menjadikan sosmed sebagai alat untuk menunjukan gaya hidupnya. Walau sebagian dari mereka yang saya kenal, sebetulnya hanya membuat-buat “seolah” ia punya kehidupan tersebut, padahal dia hanya pandai dalam membuat-buat kondisi yang dia tidak miliki.
Ada lagi tipe orang yang menurut saya juga cukup menyita perhatian, yakni orang-orang yang membiarkan sosmednya atau bahkan tidak memiliki sosmed sama sekali. Kadang kala, fotonya itu tidak berganti dari zaman dia bikin akun sampai bertahun-tahun lamanya. Postingannya tidak segar, ceritanya basi, bahkan kadang tanpa cerita apapun. Mungkin, dia memiliki akun tersebut, hanya sekedar untuk memenuhi syarat agar dianggap sebagai masyarakat kekinian.
Ya, di zaman sekarang, terkadang ada orang-orang yang menggembar-gemborkan sesuatu secara berlebihan di sosial medianya, ada juga orang yang tidak pernah terdengar sama sekali tentang kabarnya, tapi ada kesamaan dalam keduanya, kehidupan nyatanya tidak sesuai dengan kehidupan mayanya.
Tapi yang keren dari tipe orang terakhir, yakni dibalik sepinya sosmed beliau, ketika akhirnya saya mengobrol secara langsung, ternyata banyak sekali pencapaian yang ia dapatkan yang tidak pernah orang lain tahu. Mulai dari menjadi juara kompetisi, membuat sebuah gerakan, membantu masyarakat, dan lain sebagainya. Melihat sosmednya tentu membuat anda malas untuk melihatnya, tapi mendengarkan kisah serta pencapaiannya, membuat anda enggan untuk beranjak walau untuk ke wc sekalipun, saking serunya.
Dan saya pribadi, kadang merasa kagum dengan mereka yang selalu diam-diam, namun ternyata karya-karya mereka sudah jauh menerjang kami-kami yang disibukkan dengan “bagaimana kami harus terlihat di sosmed?”.
Semoga yah, semoga.
Yah, itulah zaman sekarang. Semoga kami tidak termasuk yang menggembar-gemborkan secara berlebihan. Walaupun diri ini memang sudah sulit untuk menjadi orang yang “diam-diam”, semoga kami menjadi orang yang “koar-koar menghanyutkan”, ribut iya, bermanfaat iya.
Choqi-Isyraqi
15 Mei 2017
Thanks for reading & sharing Ujaran
0 comments:
Post a Comment