HEADLINE
HEADLINE
Kelola Kekuatan yang Tuhan Karuniakan
[ ujaran.com ] — Manusia pada dasarnya memiliki potensi yang sangat besar yang ada pada dirinya sendiri. Allah swt menciptakan manusia ...
Kecantikan. |
Bukan pula Wanita yang sibuk memperindah dirinya agar mendapat pujian dari penduduk bumi, sehingga ia lupa memperindah diri dan mendapat pujian dihadapan Tuhan.
Bukan pula Wanita yang sibuk dengan kekurangan yang ia miliki dan terus berputus asa, sehingga ia lupa bersyukur kepada Tuhan.
Betapa banyak Wanita cantik di muka bumi, namun keindahannya hanya sesaat.
Pribadinya adalah pribadi yang tidak menyenangkan.
Perilaku dan tutur kata tidak sepadan dengan kecantikan fisik yang ia miliki.
Wanita tercantik adalah...
Wanita yang memahami bahwa ia telah diciptakan dengan sebaik-baik bentuk dan ia diciptakan untuk beribadah kepada Tuhan.
💕 Introspeksi diri, berusaha menjadi lebih baik.. 😇 UJARAN April 28, 2018 New Google SEO Bandung, Indonesia
Perintahnya memang ambil saja hikmahnya. Tapi pada prakteknya, hikmah itu tidak diambil, tapi ditunggu. Menunggu adanya hal baik yang dikirim Tuhan, setelah kejadian-kejadian buruk. Atau dicocok-cocokkan. Dicari-cari kecocokannya. Kalau tidak ada, mesti menunggu dan mencari lagi. Mungkin karena imanmu kurang. Begitu seterusnya.
Jangan ambil hikmah pada kejadian buruk. Tidak ada hikmah pada kejadian buruk itu. Hikmah ada pada sikap kita terhadapnya.
Saya jadi teringat pada cerita Muhamad Fadli, seorang pembalap paracycling. Ia tadinya seorang pembalap motor. Suatu hari kecelakaan di sirkuit membuat Fadli kehilangan kaki. Apa hikmah kecelakaan itu? Tidak ada. Risiko kecelakaan di sirkuit sudah ada sejak sebelum Fadli lahir. Ia mengambil risiko itu dengan memilih profesi pembalap motor.
Hikmahnya ada pada pilihan Fadli. Setelah kehilangan kaki, ia punya banyak pilihan. Ia bisa menyerah dan merintih, sambil berharap belas kasih orang. Ia bisa memulai “profesi” baru sebagai pengemis. Atau, ia bisa pula berhenti jadi pembalap, bekerja di perusahaan, kalau ada yang mau merekrutnya. Atau bunuh diri. Pilihan yang diambil Fadli mencengangkan. Ia tidak merasa kehilangan kaki itu adalah penghalang untuk tetap jadi pembalap. Ia hanya perlu mengganti kendaraannya saja. Ia mulai berlatih jadi pembalap sepeda, dengan bantuan kaki palsu. Maka ia kini menjadi pembalap nasional. Bukan kecelakaan yang membuat Fadli hebat.
Ia sudah hebat sebelum kecelakaan itu terjadi. Ia tetap hebat setelah kecelakaan itu. Kecelakaan hanya mampu melukai kakinya, tidak pikirannya. Tidak pula keberaniannya. Pilihan yang ia buatlah yang menjaganya tetap menjadi seorang juara, tidak terjerumus menjadi pecundang.
Jadi, kalau ada hal buruk menimpa Anda, jangan mengeluh, jangan cari hikmahnya dalam belantara misteri. Bersikaplah. Bangkit, pikirkan apa yang bisa Anda perbuat untuk mengatasi akibatnya. Bertindaklah untuk mengatasinya. Ciptakan hikmah bagi diri Anda.
Penulis : Hasanudin Abdurakhman
(sumber)
[ujaran.com] — Mengapa isu KOMUNIS marak lagi?
Ini dikarenakan simpatisan komunis/PKI yang mulai lebih dahulu mengusik situasi yang tenang-tenang saja, dengan mengadakan berbagai kegiatan seperti diskusi, seminar, dan sejenisnya yang bertujuan untuk memutar-balikan sejarah.
INGAT…..
ORBA (rezim Soeharto) ditumbangkan oleh pelaku REFORMASI 1998, dengan beberapa oknum reformis yang mengorganisasi dan melakukan kerusuhan berdarah, di antaranya memperkosa, membunuh dan menjarah toko-toko Cina.
Kita semua tentu mengerti, bahwa sampai hari ini yang berkuasa di Indonesia adalah para Pelaku/Orde Reformasi 1998, BUKAN Orba.
Kita tahu semua, bahwa MUSUH ORBA (rezim Soeharto) itu adalah PKI. Lalu bila sekarang ini simpatisan komunis/PKI berani bermunculan, ….. apa tidak mungkin bila mereka adalah bagian dari Orde Reformasi.
Oleh sebab itu tentu jangan heran, bila sekarang ini Hukum tumpul ke simpatisan PKI, tapi tajam ke ANTI PKI.
YLBHI adalah salah satu lembaga advokasi hukum. Lalu bila Komunis/PKI yang jelas-jelas dilarang oleh UU dan TAP MPRS, tetapi YLBHI malah memfasilitasi seminar, diskusi, entah apa pun namanya dengan tujuannya sama-sama untuk mensosialisasikan atau membela komunis/PKI, bukankah itu sama saja artinya bahwa mereka dengan sengaja telah melanggar hukum dan berubah menjadi pendukung komunis.
Begitu pula POLRI adalah salah satu institusi penegak hukum. Tetapi bila Polri justru menangkapi mereka-mereka yang anti PKI. Lalu siapa lagi yang menegakkan aturan bahwa Komunis/PKI adalah faham dan partai terlarang di Indonesia.
Jadi apa masih pada percaya, bila mereka itu benar-benar Pancasilais.
Macam bodoh-bodoh kalilah hakyat indonesia ini.
Sumber: fb Suryo Prabowo
Scrool ke bawah untuk berita, info, artikel, unik dan seru lainnya di ujaran.comUJARAN September 25, 2017 New Google SEO Bandung, Indonesia
MENGEJUTKAN! Inilah Sebab Isu Komunis Marak di Rezim Ini
Posted by Ujaran on Monday, September 25, 2017
[ujaran.com] — Mari kita segarkan kembali ingatan kita, bahwa menegakkan kebenaran itu selalu penuh tantangan. Belum tentu yang tampak diikuti secara gegap gempita dengan segala kebesarannya adalah hal yang benar. Ulama sejati tidak boleh mundur menyuarakan kebenaran sekalipun kesesatan tampak bagai gelombang besar di hadapannya.
Pada tanggal 17 Agustus 1958, dengan suara yang gegap gempita, Presiden Soekarno telah mencela dengan sangat keras Muktamar (Konferensi) para Alim Ulama Indonesia yang berlangsung di Palembang tahun 1957. Berteriaklah Presiden bahwa konferensi itu adalah “komunis phobia” dan suatu perbuatan yang amoral.
Pidato yang berapi-api itu disambut dengan gemuruh oleh massa yang mendengarkan, terdiri dari parpol dan ormas yang menyebut dirinya revolusioner dan tidak terkena penyakit komunis phobia. Sebagaimana biasa pidato itu kemudian dijadikan sebagai bagian dari ajaran-ajaran Pemimpin Besar Revolusi, semua golongan berbondong-bondong menyatakan mendukung pidato itu tanpa reserve (tanpa syarat).
Malanglah nasib alim-ulama yang berkonferensi di Palembang itu, karena dianggap sebagai orang-orang yang kontra revolusi, bagai telah tercoreng arang. “Nasibnya telah tercoreng di dahinya”, demikian peringatan Presiden.
Banyak orang yang tidak tahu apa gerangan yang dihasilkan oleh alim-ulama yang berkonferensi itu, karena disebabkan kurangnya publikasi (atau tidak ada yang berani) yang mendukung konferensi alim-ulama itu, publikasi-publikasi pembela Soekarno dan surat-surat kabar komunis telah mencacimaki alim-ulama kita.
Banyak orang yang tidak tahu apa gerangan yang dihasilkan oleh alim-ulama yang berkonferensi itu, karena disebabkan kurangnya publikasi (atau tidak ada yang berani) yang mendukung konferensi alim-ulama itu, publikasi-publikasi pembela Soekarno dan surat-surat kabar komunis telah mencacimaki alim-ulama kita.
Perlulah kiranya resolusi Muktamar Alim-Ulama ini kita siarkan kembali agar menyegarkan ingatan umat Islam dan membandingkannya dengan Keputusan Sidang MPRS ke IV yang berlangsung bulan Juli 1966 lalu.
Muktamar yang berlangsung pada tanggal 8 – 11 September 1957 di Palembang telah memutuskan bahwa :
1. Ideologi-ajaran komunisme adalah kufur hukumnya dan haram bagi umat Islam menganutnya
2. Bagi orang yang menganut ideologi-ajaran komunisme dengan keyakinan dan kesadaran, kafirlah dia dan tidak sah menikah dan menikahkan orang Islam, tiada pusaka mempusakai dan haram jenazahnya diselenggarakan (tata-cara pengurusan) secara Islam.
3. Bagi orang yang memasuki organisasi atau partai-partai berideologi komunisme, PKI, SOBSI (Sentral Organisasi Buruh Seluruh Indonesia), Pemuda Rakyat dan lain-lain tiada dengan keyakinan dan kesadaran, sesatlah dia dan wajib bagi umat Islam menyeru mereka meninggalkan organisasi dan partai tersebut.
Demikian bunyi resolusi yang diputuskan oleh Muktamar Alim-Ulama Seluruh Indonesia di Palembang itu. Resolusi yang ditandatangani oleh Ketua K.H. M. Isa Anshary dan Sekretaris Ghazali Hassan. Karena resolusi yang demikian itulah para ulama kita yang bermuktamar itu dikatakan oleh Presidennya sebagai amoral (tidak bermoral/kurangajar).
Akibat dari keputusan Muktamar tersebut, alim-ulama kita yang sejati langsung dituduh sebagai orang-orang tidak bermoral, komunis phobia, musuh revolusi dan sebagainya. Maka K.H. M. Isa Anshary sebagai ketua yang menandatangani resolusi itu pada tahun 1962 dipenjarakan tanpa proses pengadilan selama kurang lebih 4 tahun. Dan banyak lagi alim-ulama yang terpaksa menderita dibalik jeruji besi karena dianggap kontra revolusi. Terbengkalai nasib keluarga, habis segala harta-benda bahkan banyak di antara mereka memiliki anak yang masih kecil-kecil. Semua itu tidak menjadi pikiran Soekarno. Di samping itu, ada “ulama” lain yang karena berbagai sebab memilih tunduk tanpa reserve pada Soekarno dengan ajaran-ajaran yang penuh maksiat itu, bermesra-mesra dengan komunis di bawah panji Nasakom.
Bertahun lamanya masa kemesraan dengan komunis itu berlangsung di negara kita, dalam indoktrinasi, pidato-pidato Nasakom dipuji-puji sebagai ajaran paling tinggi di dunia. Dan ulama yang dipandang kontra revolusi yag telah memutuskan komunis sebagai paham kafir yang harus diperangi, dihina dan setiap pidato dan dalam setiap tulisan. Meskipun sang ulama sudah meringkuk dalam tahanan, namun namanya tetap terus dicela sebagai orang paling jahat karena anti Soekarno dan anti komunis.
Nasehat dan fatwa ulama yang didasarkan kepada ajaran-ajaran Al Qur’an, dikalahkan dengan ajaran-ajaran Soekarno melalui kekerasan ala komunis.
Rupanya Allah hendak memberi dulu cobaan bagi rakyat Indonesia. Kejahatan komunis akhirnya terbukti dengan Gestapu-nya. Allah mencoba dulu rakyat Indonesia sebelum Dia membuktikan kebenaran apa yang dikatakan oleh alim-ulama itu hampir sepuluh tahun lalu.
Sidang MPRS ke IV pun telah mengambil keputusan mengenai komunis dan ajaran-ajarannya sebagai berikut :
“Setiap kegiatan di Indonesia untuk menyebarkan atau mengembangkan paham atau ajaran Komunisme/Marxisme/Leninisme dalam segala bentuk dan manifestasinya, dan penggunaan segala macam aparatur serta media bagi penyebaran atau pengembangan paham atau ajaran tersebut adalah DILARANG”.
Dengan keputusan MPRS tersebut, apa yang mau dikata tentang alim-ulama kita yang dulu dikatakan amoral oleh Soekarno? Insya Allah para alim-ulama kita dapat melupakan semua penghinaan dan penderitaan yang dilemparkan kepada mereka. Dan sebagai ulama mereka tidak akan pernah bimbang walau perjuangan menegakkan kebenaran dan keadilan itu pasti akan beroleh ujian yang berat dari Tuhan.
Watak ulama adalah sabar dalam penderitaan dan bersyukur dalam kemenangan.
Ulama yang berani itu telah menyadarkan dirinya sendiri bahwa mereka itu adalah ahli waris para nabi.
Nabi-nabi banyak yang dibuang dari negeri kelahirannya atau seperti yang dialami Nabi Ibrahim a.s. yang dipanggan dalam api unggun yang besar bernyala-nyala, seperti Nabi Zakariya a.s. yang gugur karena digergaji dan lain-lain nabi utusan Allah.
Hargailah putusan Muktamar Alim-Ulama di Palembang itu, karena akhirnya kita semua telah membenarkannya. Bersyukurlah kita kepada Tuhan bahwa pelajaran ini dapat kita petika bukan dari menggali perbendaharaan ulama-ulama lama tapi hanya dalam sejarah 10 tahun yang lalu.
(Disarikan dari Kumpulan Rubrik Dari Hati ke Hati, Majalah Panji Mas dari 1967 – 1981, terbitan Pustaka Panji Mas hal 319)
Scrool ke bawah untuk berita, info, artikel, unik dan seru lainnya di ujaran.comUJARAN September 22, 2017 New Google SEO Bandung, Indonesia
Segarkan Ingatan! Tulisan Buya Hamka Tentang PKI Saat Berkuasa
Posted by Ujaran on Friday, September 22, 2017
[ujaran.com] — MENGAPA ORANG BAIK SERING TERSAKITI ? Karena orang baik selalu mendahulukan orang lain. Dalam ruang kebahagiannya, ia tak menyediakan untuk dirinya sendiri, kecuali hanya sedikit.
MENGAPA ORANG BAIK KERAP TERTIPU? Karena orang baik selalu memandang orang lain tulus seperti dirinya. Ia tak menyisakan sedikitpun prasangka buruk bahwa orang yg ia pandang penyayang mampu mengkhianatinya.
MENGAPA ORANG BAIK SERING DINISTA? Karena orang baik tak pernah mau membalas. Ia hanya menerima, meski bukan dia yg memulai perkara
MENGAPA ORANG BAIK SERING MENETESKAN AIR MATA? Karena orang baik tak ingin membagi kesedihannya. Ia terbiasa mengobati sendiri lukanya, dan percaya bahwa suatu saat Allah SWT akan mengganti kesabarannya.
MENGAPA ORANG BAIK SERING KALAH ? Karena orang baik tdk ambisius menghalalkan segala cara utk meraih kemenangan.
MENGAPA ORANG BAIK DICEDERAI? Karena orang baik sering berani mengungkapkan isi hatinya yg sebenarnya sehingga sering menjengkelkan penguasa yg zalim..
MENGAPA ORANG BAIK SERING DISINGKIRKAN ? Karena orang baik dlm sistem yg buruk memang tidak mendapat tempat dan hanya boleh berada dipinggir.
APA BERARTI MENJADI ORANG BAIK ITU RUGI DAN SIA SIA ? Tidak. Tetaplah jadi orang baik. Karena ukuran sukses dan bahagia didunia ini relatif. Orang baik, kelak disana pasti sukses dan bahagia.
Orang baik harus tetap berjuang utk perbaikan sistem pendidikan, pesantren, negara, perbaikan nilai-nilai kehidupan dan pranata sosial agar kehidupan di dunia ini tetap harmoni terjaga dari kehancuran.
ORANG BAIK TAK PERNAH MEMBENCI YANG MELUKAINYA.
Karena orang baik selalu memandang bahwa di atas semuanya, Allah-lah hakikatnya. Jika Tuhan menghendakinya, bagaimana ia akan mendebat atau melawan kehendak-NYA?
Itulah sebabnya orang baik tak memiliki ruang dendam dalam kalbu & hati sanubari nya
"Jika engkau buka ruang-ruang di hatinya, akan engkau temukan banyak ihsan, doa, tali persaudaraan dan cinta kasih sayang yang dimilikinya."
UJARAN
September 20, 2017
New Google SEO
Bandung, IndonesiaSering Mengalami Hal Ini? Mungkin Karena Anda Orang Baik
Posted by Ujaran on Wednesday, September 20, 2017
[ujaran.com] — Teruntuk saudara-saudaraku, muslim rohingya di Myanmar.
Ada beberapa hal yang ingin aku sampaikan pada kalian.Sejujurnya..
Aku telah mendengar tentang keadaan kalian disana.
Aku telah mendengar kebiadaban mereka terhadap kalian.
Aku telah membaca, melihat, dan menyaksikan penderitaan kalian disana.
Aku tahu itu.Aku tahu,Dan aku pura-pura buta tentang kalian.Aku tahu,Dan aku pura-pura tuli tentang kalian.
Aku bersikap seolah-olah semuanya baik-baik saja.
Saudaraku, sudikah kau memaafkan diriku ?
Maafkanlah aku yang tidak dapat meringankan beban kalian sedikitpun.
Maafkanlah aku yang tidak dapat melakukan apa-apa terhadap kalian.
Maafkanlah aku yang pura-pura tuli ini.
Maafkanlah aku yang pura-pura buta ini.
Maafkanlah aku yang tidak peka terhadap rintihan kalian. Maafkanlah aku saudaraku ..
Maafkan aku.
Sungguh..
Aku malu..
Aku malu, ketika disini aku mampu tidur dengan nyenyaak. Sedangkan kalian saudaraku ?
Kalian tidur dengan kekhawatiran. Terombang-ambing dalam ketakutan.
Aku malu, ketika aku mampu jalan-jalan, berkumpul ria dengan keluarga.
Sedangkan kalian saudaraku ?
Kalian menyaksikan keluarga kalian disiksa, dimutilasi, dan dihina.Aku malu..Aku malu tidak dapat berbuat apa-apa.
Tidak dapat membantu kalian sedikit pun.
Kelak, maukah kau membantuku menjelaskan semuanya ke Allah ?
Ketika hamba-hamba kesayanganNya dibantai, sedang aku hanya diam saja ?
Bersediakah kau membantuku menjelaskan semuanya ke Rasulullah ?
ketika umat-umat kesayangannya ditindas, sedang aku hanya menyaksikan saja ?
Sekali lagi, maafkanlah aku yang tidak berdaya ini.
Yang tidak dapat merubah keadaan kalian sedikit pun.
Maafkan aku...
Semoga setiap doa yang aku panjatkan dapat meringankan sedikit beban kalian semua.
Salam, Saudara seimanmu.
Scrool ke bawah untuk berita, info, artikel, unik dan seru lainnya di ujaran.comUJARAN September 19, 2017 New Google SEO Bandung, Indonesia
[ujaran.com] — Seperti sebuah pertunjukan besar sandiwara, layar di panggung Meikarta sudah mulai terbuka. Bagaimana sebenarnya peran dan posisi pemerintahan Jokowi dalam mega-proyek kontroversial ini setidaknya bisa dibaca dari pernyataan Mendagri Tjahjo Kumolo.
"Jangan seperti Meikarta, izin dari Bupati sudah ada, terhambat karena dilarang oleh Wakil Gubernur Jawa Barat. Padahal belum ada peraturan gubernur yang mengatur masalah ini. Saya kira ini harus dicermati bersama," ujar Tjahjo saat membuka pameran Indonesia Future City & REI Mega Expo 2017 di ICE BSD, Serpong, Kamis, (14/9).
Pernyataan Tjahjo merupakan sikap resmi pertama pemerintah pusat yang dilansir ke publik dalam sengkarut proyek milik pengembang raksasa Lippo Group.
Baca juga: Meikarta, untuk Siapa?
Sampai nanti ada ralat dari pejabat yang lebih tinggi sekelas Menko atau Presiden, publik boleh memegang kata-kata Tjahjo sebagai sikap resmi pemeritah.
Dalam bahasa yang lebih gamblang Tjahjo menegur Wakil Gubernur Jawa Barat Deddy Mizwar yang dianggap menghambat investasi. Padahal investasi dan pertumbuhan ekonomi adalah mantra sakti yang menjadi andalan utama pemerintahan Jokowi.
Posisinya perkubuannya sekarang menjadi jelas. James Riady didukung penuh oleh pemerintah pusat, media-media arus besar (mainstream) yang sudah basah kuyup diguyur iklan Meikarta Vs Pemprov Jabar, Yayasan Lembaga Konsumen Indonesia (YLKI), Ombudsman RI, media-media alternatif, para pegiat dunia maya dan masyarakat madani.
Posisi ini mengingatkan kita pada kasus reklamasi pantai utara Jakarta. Hanya berbeda pada setting dan aktor yang berperan. Baru level Mendagri yang turun. Belum Menko.
Di Jakarta aktor utama yang berperan adalah para taipan pengembang --minus Lippo—di back up oleh Gubernur DKI Jakarta yang saat itu masih dijabat Ahok, dan sebagian anggota DPRD DKI. Di level pusat yang berperan sebagai senjata pamungkas Menko Maritim Luhut B Panjaitan. Mereka, kalau meminjam pembagian peran dalam opera atau sandiwara adalah para pemeran antagonis.
Di kubu lain yang berperan protagonis adalah masyarakat madani yang mem-back up para nelayan dan kelompok masyarakat pinggiran korban penggusuran, dan terancam kehidupannya. Mereka kemudian diperkuat oleh cagub-cawagub Anies-Sandi yang diusung PKS-Gerindra. Pasangan penantang ini dengan tegas membawa misi menghentikan reklamasi bila terpilih menjadi gubernur dan wakil gubernur.
Baca juga: Meikarta, Proyek Kudeta Negara?
Media arus utama saat itu masih terbelah. Media-media yang terafiliasi dengan pemerintah, mendukung penuh reklamasi. Sementara media-media yang relatif netral seperti Kompas dan Tempo juga cukup kritis terhadap proyek reklamasi. Saat itu tak ada guyuran iklan di media lokal. Pengembang reklamasi malah banyak memasang iklan di luar negeri, terutama Cina, karena para pengembang menyasar pasar konsumen disana.
Meikarta bisa dilihat sebagai sekuel, kisah lanjutan dari reklamasi Jakarta, hanya latar panggungnya yang berbeda. Karena kisah lanjutan, maka skenarionya hampir pasti sama. Sebuah kisah adaptasi, dengan sedikit perubahan, berupa muatan lokal. Meikarta adalah reklamasi pantai utara Jakarta dengan rasa lokal Jabar.
Tarik menarik politik Pilkada Jabar
Dengan meminjam pernyataan Mendagri bahwa Pemprov Jabar dalam hal ini Wagub Deddy Mizwar menjadi penghambat Meikarta, maka setidaknya ada dua skenario besar yang bisa ditempuh oleh James Riady dan pemerintah pusat.
Skenario pertama, adalah skenario “sederhana” yang terdiri dari dua cara. Pertama, pemerintah pusat secara tegas mengingatkan Demiz agar menghentikan aksinya menghadang Meikarta.
Kalau Tjahjo tidak mempan, mungkin Menko Luhut bisa mengambil alih. Terbukti di reklamasi Jakarta peran Luhut sangat efektif.
Bila tidak mempan juga, presiden mungkin perlu turun tangan. Jangan lupa sebenarnya hubungan Jokowi dengan Demiz sangat dekat. Sebelum Ahok dipilih menjadi wakil Jokowi pada Pilkada DKI 2012, Jokowi telah menjatuhkan pilihan dan punya komitmen dengan Demiz untuk mendampinginya sebagai Cawagub. Namun pilihan berubah ketika Prabowo kemudian menyodorkan Ahok.
Pilihan pertama ini susah-susah gampang. Namun bila melihat karakter Demiz, agak sulit membayangkan dia mau mundur atas prinsip yang telah diyakini. Sebagai seorang pemimpin daerah, Demiz mengaku sangat menyadari pentingnya sebuah investasi, tapi bukan berarti harus melanggar dan menabrak semua aturan.
Baca juga: RAHASIA 6 Kunci Pemenangan Pilkada Jawa Barat
Meikarta seperti juga diakui James Riady belum punya izin, dan baru mau mengurusnya. Izin Amdal dan IMB belum ada. Rencana Detil dan Tata Ruang (RDTR) dari Pemkab Bekasi juga belum disetujui oleh Pemprov Jabar. Meikarta juga dibangun tidak sesuai dengan RUTR Pemprov Jabar. Lahan yang berizin baru 84.6 hektar, itupun ditengarai belum semuanya dikuasai.
Masalahnya Meikarta sudah melakukan penjualan dan promosi gila-gilaan. Mereka mengklaim sudah menjual 130.000 unit apartemen.
Semua pelanggaran itu tidak mungkin dibiarkan oleh Demiz. Jadi pilihan pertama pada skenario ini akan sulit terlaksana.
Kedua, Demiz disingkirkan melalui Pilkada Jabar 2018. Bila dia terpilih kembali sebagai gubernur, maka posisi Meikarta akan makin sulit.
Cara termudah dan elegan bagi Meikarta adalah dengan beternak penguasa. Mereka tinggal pilih siapa kandidat lawan Demiz yang paling potensial. Tinggal digelontor dana yang cukup besar untuk partai-partai pendukung, tim sukses, iklan, operasi media dan buzzer.
Untuk ukuran proyek senilai Rp 278 triliun, menyisihkan dana bagi kelangsungan proyek sebesar Rp 1-2 triliun sangat kecil.
Cuma harus diingat gejalanya Pilkada Jabar juga akan “berdarah-darah” seperti DKI. Pernyataan Tjahjo yang membuka posisi pemerintah pusat, bisa menjadi bensin yang menyiram kemarahan masyarakat madani dan mereka akan bergabung dalam barisan Demiz.Saat ini sudah terbentuk aliansi masyarakat yang menamakan diri Gerakan Tolak Meikarta (GTM).
Skenario berikutnya bila Demiz gagal ditundukkan atau dihadang, maka pemerintah pusat bisa mengambil-alih penangannya seperti reklamasi Jakarta.
Baca juga: Misteri Meikarta
Hanya bedanya dengan DKI berbagai perizinan Meikarta tidak bisa dikebut sebelum gubernur baru dilantik, karena Demiz saat ini adalah Wagub incumbent. Beda dengan Gubernur DKI Djarot yang berada dalam satu lakon dan peran dengan pemerintah pusat. Jadi semua aturable, bisa diatur.
Untuk mengamankan skenario, diakhir jabatan Djarot mengganti puluhan pejabat eselon II, pemerintah pusat bisa segera menyerahkan sertifikat Pulau C dan Pulau D. Mulai dari sertifikat Hak Pengelolaan Lahan (HPL) yang langsung diserahkan presiden, sertifikat Hak Guna Bangunan (HGB), dan kemudian pencabutan moratorium pembangunan oleh Menteri Kehutanan dan Lingkungan Hidup.
Soal aktornya siapa? Nah yang ini jadi masalah. Reklamasi jelas erat kaitannya dengan Menko Maritim dan Sumber Daya. Jadi Luhut cocok mengambil alih dan pasang badan untuk mengamankannya. Masalahnya Meikarta, tidak berada di pinggir pantai. Tapi kalau mau dipaksakan bisa saja ada justifikasi bahwa di lahan yang akan digunakan sebagai lokasi pembangunan Meikarta terdapat sumber daya alam dan energi yang melimpah.
Nah kalau skenarionya begitu, Luhut cocok untuk kembali diterjunkan. Ini memang berada dalam kewenangannya sebagai Menko Maritim dan Sumber Daya. There is a will, there is a way. End
16/9/17
Oleh : Hersubeno Arief
UJARAN
September 18, 2017
New Google SEO
Bandung, IndonesiaScrool ke bawah untuk berita, info, artikel, unik dan seru lainnya di ujaran.com
[ujaran.com] — Seorang pemuda bangun awal pagi untuk shalat subuh di Masjid. Dia berpakaian, berwudhu dan berjalan menuju masjid. Di tengah jalan menuju masjid, pemuda tersebut jatuh dan pakaiannya kotor.
Dia bangkit, membersihkan bajunya, dan pulang kembali ke rumah. Di rumah, dia berganti baju, berwudhu lagi dan berjalan menuju masjid .
Dalam perjalanan kembali ke masjid, dia jatuh lagi di tempat yg sama! Dia, sekali lagi, bangkit, membersihkan dirinya dan kembali ke rumah. Di rumah, dia sekali lagi, berganti baju, berwudhu dan berjalan menuju masjid.
Di tengah jalan menuju masjid , dia bertemu seorang lelaki yang memegang lampu.
Dia menanyakan identitas lelaki tersebut. Lelaki itu menjawab, “Saya melihat anda jatuh 2 kali di perjalanan menuju masjid, jadi saya bawakan lampu untuk menerangi jalan anda..’
Pemuda tersebut mengucapkan terima kasih dan mereka berdua berjalan ke masjid .
Ketika sampai di masjid, si pemuda bertanya kepada lelaki yang membawa lampu, mengapa tidak masuk dan shalat subuh bersamanya?” Lelaki itu menolak. Pemuda itu mengajak lagi hingga berkali kali dan jawabannya tetap sama.
Pemuda bertanya, “Kenapa menolak untuk masuk masjid dan ikut shalat?” .
Lelaki itu menjawab, “Karena aku adalah Iblis.”
Pemuda itu terkejut mendengar jawaban lelaki itu. .
Setann kemudian menjelaskan: Saya melihat kamu berjalan ke masjid dan sayalah yang membuat kamu terjatuh. Ketika kamu pulang ke rumah untuk membersihkan badan dan kembali ke masjid, Allah memaafkan semua dosa dosamu.
Saya membuatmu jatuh kali kedua, dan itupun tidak membuatmu berubah pikiran untuk tinggal di rumah, kamu tetap memutuskan kembali masjid. .
Karena itu, Allah memaafkan dosa-dosa seluruh anggota keluargamu.
Saya kuaatir, jika saya membuat kamu jatuh untuk kali ketiga, jangan-jangan Allah akan memaafkan dosa seluruh penduduk kampungmu. Jadi, saya mesti memastikan bahwa kamu sampai di masjid dengan selamat.
Pesan moral kisah ini:
Jangan biarkan Setan mendapatkan keuntungan dari setiap aksinya. Jangan melepaskan sebuah niat baik yang hendak kamu lakukan karena kamu tidak pernah tahu ganjaran yang akan kamu dapat dari segala kesulitan yang kamu temui dalam usahamu untuk melaksanakan niat baik tersebut.
Jangan menyerah pada usaha ke-100 meskipun masih gagal. Siapa tahu keberhasilanmu berada pada usaha ke-101 [dj]
UJARAN
September 14, 2017
New Google SEO
Bandung, Indonesia
[ujaran.com] — Dhandy Laksono dilaporkan polisi karena membandingkan Suu Kyi dengan Megawati. Ia menuliskannya dan memuat di laman Facebooknya dan juga dimuat acehkita.com, yang ternyata situsnya sudah tidak bisa diakses. Entah dihapus atau memang telah diblokir.
Berikut ini adalah tulisan tersebut:
Sulit untuk tidak ikut geram dengan mantan peraih Nobel Perdamaian (1991), Aung San Suu Kyi atas apa yang terjadi pada warga Rohingya. Mantan tahanan politik 15 tahun di masa junta militer itu dianggap tak cukup bersikap untuk mencegah pembantaian Muslim etnis Rohingya yang dilakukan tentara Myanmar dan kelompok garis keras Budha.
Berikut ini adalah tulisan tersebut:
Sulit untuk tidak ikut geram dengan mantan peraih Nobel Perdamaian (1991), Aung San Suu Kyi atas apa yang terjadi pada warga Rohingya. Mantan tahanan politik 15 tahun di masa junta militer itu dianggap tak cukup bersikap untuk mencegah pembantaian Muslim etnis Rohingya yang dilakukan tentara Myanmar dan kelompok garis keras Budha.
Padahal Suu Kyi dianggap punya kekuasaan dan pengaruh setelah partainya (NLD) memenangi pemilu pada November 2015. Selain pemimpin partai pemenang pemilu, ia adalah Penasihat Negara (State Counselor) dan Menteri Luar Negeri. Penasihat Negara adalah jabatan setara Perdana Menteri yang berlaku lima tahun.
Tentu dalam negara yang memiliki barisan para jenderal, kajian politik tak boleh naif. Tak jarang anasir-anasir militer memiliki agenda sendiri yang tak selalu sejalan bahkan menjebak pemerintahan sipil yang berkuasa.
Presiden John F Kennedy merasa kewalahan dengan agenda para jenderalnya di Pentagon dan CIA dalam krisis misil Kuba dan invasi Teluk Babi (1961) yang seakan segera menyuruhnya memulai perang nuklir dengan Uni Soviet.
Atau bagaimana Soeharto dan kawan-kawan jenderalnya membangun kontak secara diam-diam dengan pihak Sekutu di Kuala Lumpur dan Singapura, saat Presiden Sukarno justru sedang berkampanye “ganyang Malaysia” tahun 1963.
Baca juga: Radikalisasi Ahoker dan Strategi Tiji Tibeh
Kekecewaan pada Suu Kyi dalam kasus Rohingya harus selalu membuka kemungkinan hal-hal semacam ini. Terutama karena secara historis, Myanmar dikuasai rezim militer selama 53 tahun dan punya catatan pernah menewaskan 3.000 orang dalam peristiwa demonstrasi berdarah 8888. (“Angka cantik” ini diambil dari tanggal 8 Agustus 1988. Gerakan perlawanan juga punya “angka cantik” lain 7777 di mana rangkaian unjukrasa dimulai pada 7 Juli 1977).
Tapi tampaknya Suu Kyi tidak mengirim sinyal seperti Kennedy yang merasa sedang dikerjai para jenderal garis kerasnya. Sebaliknya, Suu Kyi terkesan menjadi bagian dari itu. Ia selalu menyebut kasus Rohingya adalah kekerasan antar-etnis yang juga terjadi pada etnis-etnis lain seperti Karen.
Kekecewaan pada Suu Kyi makin jelas ketika Mei 2017 lalu pemerintah Myanmar menolak dan membantah laporan PBB tentang apa yang terjadi terhadap warga Rohingya di Rakhine. Bahkan pada Juni 2017 pemerintah Myanmar menutup akses investigator PBB.
Suu Kyi bahkan pernah membuat komentar yang dianggap bernada rasis usai diwawancarai reporter BBC, Mishal Husain tahun 2013 yang mencecarnya dengan pertanyaan seputar kasus Rohingya:
“Tidak ada yang bilang saya akan diwawancarai oleh seorang muslim,” kata Suu Kyi dalam sebuah buku biografi yang ditulis Peter Popham.
Apalagi ada kutipan pidato Suu Kyi yang menunjukkan tekadnya untuk mengakumulasi kekuasaan setelah ia memenangi pemilu:
“Aku yang akan membuat semua keputusan, karena akulah pemimpin partai yang memenangi pemilu”. (Suu Kyi, dikutip The Independent, 11 Oktober 2015).
Baca juga: Petisi Untuk Membawa Aung San Suu Kyi ke Pengadilan Internasional
Semua orang tahu, konteks pidato itu adalah penegasan dari Suu Kyi, meski kelompok militer menghadangnya dengan konstitusi yang membuatnya tak bisa jadi presiden (karena dua anaknya memegang paspor Inggris), ia akan lebih berkuasa dari presiden.
Lalu apa hubungannya dengan Megawati?
Dalam konteks dan detail yang berbeda, kita juga pernah punya pengalaman di mana ikon pejuang demokrasi yang pernah direpresi Orde Baru (dan puncaknya pada peristiwa 27 Juli 1996) tak selalu dapat diandalkan atau menjadi tumpuan harapan untuk menyelesaikan persoalan tanpa kekerasan.
Meski telah memenangi pemilu Juni 1999 dengan 33 persen suara, Ketua Umum PDIP, Megawati Soekarnoputri sadar ia belum tentu bisa menjadi presiden karena saat itu presiden masih dipilih MPR.
Maka dalam pidato kemenangannya di Lenteng Agung, 29 Juli 1999, ia masih melanjutkan kampanye sambil berurai air mata:
“Untuk rakyat Aceh, jika saya dipercaya untuk memimpin negeri ini, percayalah, Cut Nyak tidak akan membiarkan setetes pun darah tumpah menyentuh Tanah Rencong yang begitu besar jasanya dalam menjanjikan Indonesia merdeka. Pada kalian, saya akan berikan cinta saya. Saya akan berikan hasil Arun-mu agar rakyat dapat menikmati betapa indahnya Serambi Mekkah jika dibangun dengan cinta dan tanggung jawab atas sesama warga bangsa Indonesia.”
Tak hanya terhadap rakyat Aceh yang mengalami Operasi Jaring Merah yang berdarah-darah antara 1988-1998, calon presiden Megawati juga mengatakan sesuatu tentang Papua:
“Begitu pula yang akan saya lakukan terhadap saudara-saudaraku di Irian Jaya dan Ambon tercinta. Datangnya hari kemenangan itu tidak akan lama lagi, Saudara-saudara.”
Baca juga: WASPADA! Politik Sumbu Bomb di Rohingnya
Tapi jalannya sejarah sudah sama-sama kita ketahui. Setelah menggantikan Gus Dur yang justru mengambil jalan damai dan diplomasi budaya dengan Aceh, pada 19 Mei 2003, Presiden Megawati mengirim 40.000 tentara dan mengumumkan status Darurat Militer di Aceh yang berdarah-darah.
Ia mengikuti irama kendang para jenderal dan diplomatnya yang mengkondisikan perang di Aceh dengan membuat rangkaian perundingan internasional menemui jalan buntu, bahkan menangkapi para jururunding GAM, persis Jenderal De Kock menangkap Diponegoro saat berunding.
Sebagai produser di Liputan6 SCTV saat itu, rekaman pidato Megawati di Lenteng Agung, 29 Juli 1999 inilah yang pertama saya cari di video library saat membuat ulasan tentang Darurat Militer di Aceh.
Dalam katalog digital, rekaman ini ada dalam sebuah kaset Betacam, namun saat dicari di rak kaset, nomor tersebut tidak ada. Kawan-kawan petugas librarybingung karena juga tidak ada di dalam daftar peminjaman. Saya berkeras agar barang itu segera ditemukan.
Para senior membisiki saya, berdasarkan pengalaman, rekaman-rekaman berisi materi sensitif selalu bernasib seperti itu di library-library televisi Indonesia. Apalagi ini rekaman pidato politisi yang kini menjadi presiden. Mendengar itu, saya dan kawan-kawan library makin giat mencarinya. Pencarian dilakukan secara fisik di setiap sudut library dan ruang editing dengan keyakinan, tidak mungkin barang itu diselundupkan keluar karena Darurat Militer baru diumumkan dini hari, dan saya baru menyinggung tentang rekaman itu di rapat siang harinya.
Setelah berjam-jam mencari, akhirnya kaset itu ditemukan di atas rak yang hanya bisa dilihat setelah petugas librarynaik kursi. Tak ada kaset lain di sana, dan hanya kaset itu dan ketika di-playbackpersis di bagian pidato Megawati. (Satu kaset berdurasi hingga 90 menit biasanya terdiri dari berbagai rekaman peristiwa).
Beruntung, di Youtube ada yang mengunggah pidato bersejarah itu meski tidak lengkap. Bagian pidato tentang Aceh ada di menit 03:00.
Baca juga: Menteri Ini Bilang Rohingya Membebani Keuangan Negara
Bagi hasil lapangan gas Arun yang ia sebut-sebut, baru termaktub dalam UU Pemerintahan Aceh setelah perundingan damai Helsinki, Agustus 2005. Perundingan yang dipaksa oleh tsunami, bukan atas peristiwa politik.
Untuk Papua, Gus Dur yang tak pernah berkampanye menjadi presiden dan menangis di depan kamera, justru yang menerapkan diplomasi kemanusiaan di Papua. Bendera Bintang Kejora boleh dikibarkan sebagai simbol budaya, dan ia mengizinkan digelarnya Kongres Rakyat Papua.
Namun ketika digantikan Megawati, pendekatan terhadap Papua sontak berubah. Jenderal-jenderal yang menggurutu di masa Gus Dur, kembali mendapat angin untuk mengekspresikan sahwat “nasionalisme dan patriotismenya”.
November 2001, di masa Megawati menjadi presiden, justru terjadi pembunuhan politik terhadap Theys Hiyo Eluay yang sebenarnya sedang memimpin transformasi di Papua, dari perlawanan fisik ke diplomasi politik.
Maka hingga kini, apa yang disebut “datangnya hari kemenangan yang tak akan lama lagi” itu, berwujud menjadi penangkapan besar-besaran yang belum terjadi sebelumnya dalam sejarah.
Tepat setelah Megawati kembali berkuasa lewat kemenangan PDIP dan terpilihnya Presiden Joko Widodo yang disebutnya sebagai “petugas partai” (sebagaimana Suu Kyi menegaskan kekuasaannya), jumlah penangkapan warga di Papua tembus 1.083 orang, mengalahkan statistik tertinggi di era Presiden SBY (2013) yang berjumlah 548 orang.
Bahkan menurut catatan LBH Jakarta dan Tapol, antara April hingga Juni 2016 saja, ada 4.198 warga Papua yang ditangkap di berbagai tempat di Indonesia karena mengekspresikan aspirasi politiknya.
Oleh: Dandhy Dwi Laksono
Pendiri ACEHKITA.COM
Scrool ke bawah untuk berita, info, artikel, unik dan seru lainnya di ujaran.comUJARAN September 08, 2017 New Google SEO Bandung, Indonesia
Debat adalah seni persuasi. Seharusnya ia dinikmati sebagai sebuah pedagogi: sambil berkalimat, pikiran dikonsolidasikan. Suhu percakapan adalah suhu pikiran. Tapi bagian ini yang justru hilang dari forum debat hari-hari ini. Yang menonjol cuma bagian demagoginya: busa kalimat. Pada kalimat berbusa, kita tak menonton keindahan pikiran.
Dalam suatu rapat politik, Haji Agus Salim, salah seorang pendiri negeri, berpidato memukau. Lawan politiknya datang mengganggu dengan meneriakkan suara kambing: embeeek… embeeek. Teriakan itu jelas untuk menghina. Janggut Agus Salim memang mirip janggut kambing. Rapat jadi gaduh. Caci-maki memenuhi ruangan.
Tapi Agus Salim tak terusik. Dengan tenang ia berbicara: “Maaf, ini rapat manusia. Mengapa ada suara kambing?” Rapat berlanjut, setelah gelak tawa meledak.
Politik adalah kecerdasan. Haji Agus Salim tak mengejek balik. Ia hanya memakai otaknya untuk membungkam lawan. Ia memberi pelajaran. Politik adalah pikiran. Bukan makian.
ooo
Demagogi adalah ilmu menyiram angin demi menuai bau, yaitu mencari sensasi dalam psikologi massa untuk menikmati kebanggaan diri. Sang tokoh akan mencari penonton demagogis, mereka yang siap menelan angin, siap berjuang dengan modal angin. Dengan psikologi inilah politik mengepung publik. Demokrasi kita hari ini ada dalam situasi itu.
Duel politik tak lagi bermutu. Gagasan dihapus oleh hiruk-pikuk ejekan. Sensasi dirayakan, esensi diabaikan. Rasa gagah memenuhi dada ketika ejekan disambut gempita oleh sesama pendukung. Sahut-menyahut di ruang sosial melambungkan kebanggaan kubu. Semacam ketagihan massal, ejekan menjadi obat perangsang politik. Suatu sensasi aphrodisiac memompa adrenalin untuk memuaskan politik demagogi: “Aku mengejek, maka aku ada.” Megalomania di sana, hipokrasi di sini. Dua-duanya kekurangan pikiran.
ooo
Negeri ini didirikan dengan pikiran yang kuat: bahwa kemerdekaan harus diisi dengan pengetahuan, agar anak negeri tak lagi dibodoh-bodohi oleh kaum pinter dari luar. Kebodohan mengundang penjajahan.
Kemerdekaan adalah hasil siasat intelektual, oleh yang berbahasa, maupun yang bersenjata. Politikus dan pejuang tumbuh dalam kesimpulan yang sama, yaitu kemerdekaan adalah tindakan pedagogis.
Panglima Sudirman semula adalah seorang guru, lalu jadi jenderal.
Jadi, dari mana kita belajar demagogi?
Kendati suka memanfaatkan emosi massa, Sukarno bukanlah seorang demagog. Ia memang mengumbar retorika, tapi tetap dalam kendali logika yang kuat. Dalam sebuah pidato lapangan di depan barisan tentara, Sukarno mengucapkan kalimat kurang-lebih begini: “Saudara-saudara tentara, kalian adalah alatnya negara. Dan negara adalah alatnya rakyat. Jadi kalian adalah alatnya alat.” Bukan sekadar retorikanya bagus, Sukarno mengucapkannya dalam suatu silogisme. Suatu pelajaran logika, bagi rakyat.
Jadi, dari mana kita belajar mengejek? Tan Malaka memiliki kekayaan metafor. Sutan Sjahrir lihai membekuk pikiran lawan debat. Mohammad Hatta bersih dalam berkalimat. Begitu juga yang lain. Pendiri negeri tumbuh dalam tradisi pikiran. Pidato Sjahrir di Perserikatan Bangsa-Bangsa (1947), ketika mempertahankan kemerdekaan, disebut oleh New York Herald Tribune sebagai salah satu pidato yang paling menggetarkan. Jebakan diplomat Belanda kepada Dewan Keamanan PBB untuk memilih: “Siapa yang Saudara percaya, mereka atau orang-orang beradab seperti kami,” ditanggapi Sjahrir dengan enteng: “Mereka mengajukan tuduhan tanpa bukti, ketimbang membantah argumen saya.”
Debat adalah pelajaran berpikir.
Negeri ini dihuni oleh gagasan, karena kita bertemu dengan berbagai pengetahuan mancanegara. Filsafat dan ideologi sudah lama berseliweran dalam pikiran pendiri negeri. Rasionalitas dan teosofi beredar luas di awal kemerdekaan. Sastra dan musik disuguhkan dalam pesta dan konferensi. Suatu suasana pedagogis pernah tumbuh di negeri ini. Tapi jejak poskolonialnya hampir tak berbekas, kini.
Memang, ada yang putus dari masa itu dengan periode Orde Baru: kritisisme.
Teknokratisasi pikiran, ketika itu, melumpuhkan kebudayaan. Birokratisasi politik mengefisienkan pembuatan keputusan, karena tak ada oposisi.
Kritik yang pedas memerlukan pengetahuan yang dalam. Sinisme yang kejam datang dari logika yang kuat. Dua-duanya kita perlukan untuk menguji pikiran publik agar tak berubah menjadi doktrin, agar panggung publik tak dikuasai para demagog. Kita hendak menumbuhkan demokrasi sebagai forum pikiran.
ooo
Debat adalah metode berpikir. Titik kritisnya adalah ketika retorika mulai tergelincir. Titik matinya adalah ketika dialektika terkunci.
Itulah saat kita menikmati debat sebagai pelajaran berpikir, suatu peralatan pedagogis untuk mendidik rakyat dengan pikiran. Demokrasi adalah sekolah manusia, bukan arena sabung ayam. Hari-hari ini, kita tak melihat itu karena busa kalimat memenuhi ruang sosial. Busa kekuasaan, busa dendam, busa hipokrit. Sementara di belakang panggung para dalang mengatur siasat, penonton dijebak dalam psikologi: terlalu optimistis atau terlalu pesimistis. Tak ada yang kritis. Tan Malaka pernah memberi nasihat: “Kita tak boleh merasa terlalu pesimistis, pun tak boleh merasa terlalu optimistis, karena kedua perasaan itu akan mudah membawa kita kepada oportunisme.”
Rocky Gerung,
Pengajar Filsafat Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia
(Majalah Tempo, 7 Jul 2014)
Scrool ke bawah untuk berita, info, artikel, unik dan seru lainnya di ujaran.comUJARAN September 05, 2017 New Google SEO Bandung, Indonesia
[ujaran.com] — Manusia pada dasarnya memiliki potensi yang sangat besar yang ada pada dirinya sendiri. Allah swt menciptakan manusia sebagai makhluk terbaik di bandingkan makhluk lainnya.
"laqod kholaqnal insaana fii ahsani taqwiim, sesunggunya kami telah menciptakan manusia dalam bentuk yang sebaik-baiknya. (Qs. attin : 4)
Menurut Endra K Pihadhi (2004:6) potensi bisa disebut sebagai kekuatan, energi, atau kemampuan yang terpendam yang dimiliki dan belum dimanfaatkan secara optimal.
Potensi diri yang dimaksud disini suatu kekuatan yang masih terpendam yang berupa fisik, karakter, minat, bakat, kecerdasan dan nilai-nilai yang terkandung dalam diri tetapi belum dimanfaatkan dan diolah.
Tentu saja ada sisi kelemahan yang ada pada manusia disamping kekuatan yang Allah swt anugerahkan. Sebagaimana yang Allah swt firmankan ,
وَخُلِقَ الإِنسَانُ ضَعِيفاً
“Karena manusia diciptakan (bersifat) lemah.” (QS.An-Nisa’:28)
Pada perjalanannya kebanyakan manusia seringkali berhenti pada sisi kelemahannya, dan jarang menjadikan kekuatannya sebagai sumber keberhasilan, dan kesuksesan dalam menjalani kehidupannya.
Baca juga: Mencari Ketenangan
Sebagai makhluk yang punya banyak kelebihan di bandingkan kekurangan, dan kekuatan dibandingkan kelemahan, maka sudah sepatutnya manusia memaksimalkan potensi kelebihan dan kekuatannya sebagai energi yang besar dalam menjalani kehidupan ini
Kelemahan dan kekurangan yang ada pada diri manusia hakikatnya sebagai pengingat bahwa ada zat yang Maha Sempurna dan terbebas dari kelemahan dan kekurangan yaitu Tuhan Allah swt. Sebagaimana yang telah Allah swt firmankan :
إِنَّ اللَّهَ هُوَ الرَّزَّاقُ ذُو الْقُوَّةِ الْمَتِينُ
Sesungguhnya Allâh, Dialah Maha Pemberi rezki, Yang Maha Mempunyai Kekuatan lagi Maha Kokoh [adz-Dzâriyât/51:58]
Semua itu sebagai peringatan agar jangan sampai manusia merasa punya segala-galanya, terhebat, terkuat kemudian muncul sifat takabur,meremehkan dan merendahkan orang lain.
Potensi kekuatan dan kelebihan adalah anugerah dari Allah swt yang patut kita syukuri dengan memanfaatkan sebaik-baiknya untuk menghadirkan amalan terbaik, prestasi dan produktifitas bagi kemaslahatan pribadi, keluarga, lingkungan, masyarakat dan umat manusia.
Mari kita berusaha mengenali dengan sebaik-baiknya potensi kekuatan dan kelebihan yang kita miliki dalam rangka menghadirkan ahsanul 'amala dalam semua peran dan amanah kita, baik itu sebagai juru dakwah, dosen, guru, karyawan, pengusaha, praktisi, politisi dan lain sebagainya.
Wallahu'alam bisshowwaab
Rosandi Ardi Nugraha
Dosen dan Pegiat Sosial
Scrool ke bawah untuk berita, info, artikel, unik dan seru lainnya di ujaran.comUJARAN September 04, 2017 New Google SEO Bandung, Indonesia
[ujaran.com] — Sepekan ini dada kita sesak, bahkan menangis menyaksikan dengan telanjang berbagai tayangan dan gambar kebiadaban para biksu budha dan militer myanmar membantai ummat muslim di Arakan Rohingya myanmar.
Dunia sekarang ini seolah tak berpenghuni lagi. Sehingga para iblis berkepala botak dengan jubah kebesaran keagamaannya dengan tenang membantai sadis tak peduli tua, muda, maupun balita. Ada yang tembaki, di gorok lehernya hidup hidup, di bakar, di libdas dengan kendaraan baja, bahkan di tarik tarik lehernya dengan tali dalam keadaan telanjang bulat. Lebih sadis dari pada perlakuan pada binatang sekalipun. Mirisnya, tak ada sedikitpun wajah sedih, tanpa rasa berdosa tersirat dari wajah iblis bertubuh manusia ini...??? Naudzubillahminzaliq...!!!
Dunia sekarang seolah kehilangan kata kata bijak yang bernama HAM dan toleransi. Sampai betina bernama Aan Sung San Kyuui yang katanya peraih Nobel Perdamaian bagai hilang lenyap di telan bumi. ASEAN seakan gagap tiba tiba. PBB seolah mati suri. Indonesiapun pemerintahannya seakan tak tahu apa-apa atau tak mau tahu entah apalah namanya. Yang penting para penguasa dunia dan negara ini tiba tiba hilang di telan bumi hilang entah kemana membiarkan pembantaian sadis sedang terjadi di depan hidung mereka...
Pasti banyak yang bertanya kenapa ini bisa terjadi ??? Kenapa gaya hidup manusia bar-bar bisa terjadi lagi di zaman yang katanya moderen ini ???? Mau tahu jawabannya ???
Bca juga: Menteri Ini Bilang Rohingya Membebani Keuangan Negara
Satu minggu ini saya mencoba menggali, membaca, mengamati, searching ke berbagai situs terpercaya sampai wawancara dengan saudara yg pernah jadi atase militer di sana. Apasih yang menjadi faktor penyebab terjadinya pembantaian sadis tersebut ??? Siapa dalang utama di balik ini semua ???
Jawabannya adalah ' Terduga' Pemerintahan Komunis China dan CIA...!!!!!
Argumentasinya adalah sebagai berikut:
1. Kita harus paham. Tentang ambisi China Raya yang ingin kembali menguasa dunia. Menjadi negara adidaya dunia seperti masa jayanya imperium China dimasa lalu yang pernah menjadi Imperium terbesar sepanjang sejarah dunia (Menguasai 1/3 dunia)
2. Myanmar adalah salah satu benteng teritorial negara China. Seperti Korut di timur, Vietnam di selatan, Thailand di tenggara. Mongolia dan Tibet di Utara.
3. Selain menjadi benteng teritorial dari aspek pertahanan.. Negara2 ini juga menjadi benteng ideologis baik secara agama (Budha), juga secara kultural dan ekonomi. Khususnya aliran pemikiran Sosialis kiri (Komunis) maupun sosialis kanan (Monarkhi)
4. Berawal dari khutbah provokatif biksu wirathu terkait muslim rohingya. Dapat dengan jelas kita simpulkan inti sari dari khutbah itu adalah bagaimana menghancurkan pertumbuhan hegemoni masyarakat muslim rohingya yang di anggap sudah mengancam eksistensi kelompok budha myanmar sebagai mayoritas di myanmar
5. Sebelum perkembangan hegemoni kelompok Islam ini semakin kuat dan menyebar pesat. Makanya cara genocida inilah salah satu cara ampuh menghancurkan perkembangan Islam di Myanmar
6. Maka di rancanglah cerita dan skenario provokatif plus bumbu bumbu sentimentil emosional keagamaan untuk menjustifikasi sepihak agar mendapat dukungan pemerintah dan masyarakat budha myanmar. JADI INI ADALAH BUKTI NYATA KONFLIK KEAGAMAAN !
7. Sebagai negara kecil dan miskin. Myanmar mustahil berani melakukan ini tanpa ada dukungan Raksasa kuat dibelakangnya. Siapa lagi kalau bukan induk ideolgis dan kultural mereka RRC. Karena Tiongkok juga punya kepentingan besar terhadap negara negara benteng teritorial mereka.
8. Amerika sebagai negara adi daya 'tua/senior' melihat ini bisa menjadi pintu strategi devide at ampera sesama bangsa Asia di tengah kekalutannya membendung kebangkitan rival mereka China.
9. Melalui rakok tangan inteligent andalan mereka CIA, mereka seolah mengulur ulur waktu bahkan seolah membiarkan ketimpangan ini terjadi. Agar muncul solidaritas dan kemarahan ummat Muslim dunia
10. Karena Amerika sangat tahu, walaupun di myanmar islam minoritas tapi myanmar di kelilingi negara mayoritas muslim seperti Indonesia, Malaysia, Pakistan, Bangladesh dan Afghanistan yg terkenal dengan Mujahidin Talibannya.
11. Yang diharapkan Amerika adalah aksi balasan sporadis dari Mujahidin Islam yang mana kalau itu terjadi berarti perang berbasis agama di Asia tinggal selangkah lagi. Kalau perang ini terjadi, Amerika ibarat sekali tepuk dua lalat mati. Karena dua musuh mereka akan sibuk untuk saling hancurkan.
12. Bomb sumbu (Dynamit bomb). Sumbunya ada di myanmar, tapi tubuh bombnya ada di seluruh negara muslim Asia.
13. Bonus kejadian ini kalau terjadi adalah juga buat zionis yahudi di Palestina karena perhatian dunia akan terpecah di tengah gencarnya mereka ini menggali pondasi Masjid Al Aqsha
14. Untuk itu perlu langkah cerdas dan taktis dari Ummat Muslim sedunia menyikapi hal ini. Di satu sisi saudara kita di myanmar terselamatkan, tapi kita tidak terjebak skenario Amerika.
Wallahu'alam. Semoga bermanfaat.
Oleh : Anton Permana
Scrool ke bawah untuk berita, info, artikel, unik dan seru lainnya di ujaran.comUJARAN September 04, 2017 New Google SEO Bandung, Indonesia
[ujaran.com] — 24 Mei 2015, Yasonna Laoly, Menteri Hukum dan HAM Republik Indonesia mengeluarkan pernyataan: "Pengungsi Rohingya membebani keuangan negara". Menteri ini pun kemudian menuai banyak kecaman.
Atas pernyataan tersebut, 28 Mei 2015, Tamim ibn Hamad Al Thani, Emir Qatar 'tersinggung', lalu kemudian memberikan USD 50 Juta melalui Kementerian Luar Negeri untuk pengungsi Rohingya yg pada saat itu tinggal di Provinsi Nangroe Aceh Darussalam setelah nereka ditolong dalam kondisi terapung oleh nelayan dan masyarakat Aceh.
Baca juga: Politik Sumbu Bomb di Rohingnya
Atas pernyataan tersebut, Recep Tayip Erdoğan, Presiden Turki pun melontarkan kalimat pernyataan yg sama seperti halnya disampaikan kepada pemerintah Bangladesh hari ini: "Buka jalur perbatasan (dan tampung para pengungsi Rohingya), dan Turki akan membayar semua biayanya".
Mungkin itu sebabnya kini banyak yang pesimis untuk meminta pemerintah peduli pada Rohingya.
Pada 20 Mei 2015, Zaini Abdullah, Gubernur Nangroe Aceh Darussalam bahkan sampai menyatakan di depan Muhammad Jusuf Kalla, Wakil Presiden Republik Indonesia bahwa pembiayaan pengungsi Rohingya di Aceh bahkan belum sama sekali keluar dari kas APBD (apalagi kas APBN). Pembiayaan 1.800 orang pengungsi Rohingya di Aceh adalah dari masyarakat Aceh dan masyarakat Indonesia melalui lembaga-lembaga kemanusiaan swasta (ditambah bantuan luar negeri dari Turki, Qatar dan negara lainnya).
Baca juga: Ada Apa Dengan Suu Kyi dan Megawati?
Artinya, tanpa harus mengemis dan mengiba, masyarakat mampu meringankan beban mereka. Kita, bangsa Indonesia mampu menolong mereka.
Mungkin ada benarnya pernyataan ini: "Jangan berharap mereka peduli kepada krisis kemanusiaan (di Rohingya khususnya). Jangan pula mempercayai retorika manis yg keluar dari mulutnya. Sebab, untuk peduli dan menghadapi rakyatnya (misal: para petani tebu yg datang ke Istana baru-baru ini saja), mereka menutup mulut, telinga dan mata."
Scrool ke bawah untuk berita, info, artikel, unik dan seru lainnya di ujaran.comUJARAN September 04, 2017 New Google SEO Bandung, Indonesia
[ujaran.com] — Acara Indonesia Lawyers Club (ILC), Selasa malam (29/8/2017), mulai memperjelas siapa “Saracen” dan apa tujuan pemunculan nama akun medsos ini. Saya memperkirakan, kasus yang dibangga-banggakan para politisi dan komentator yang biasanya disebut “orang sebelah” oleh para netizen yang kritis terhadap penguasa itu, seharusnya kolaps. Tidak bisa dilanjutkan.
Sebab, dua tersangka kunci “Saracen” yaitu Jasriadi dan Sri Rahayu Ningsih, dengan tegas, jelas, gamblang dan dalam rangkaian jawaban yang meluncur secara natural di acara ILC itu mengatakan bahwa mereka tidak kenal dengan semua orang penting yang, kata kepolisian, ada dalam struktur kepengurusan “Saracen”.
Salah satu berita dan laporan media yang sangat intensif terkait dengan “Saracen” ialah keterlibatan “tokoh senior” dalam struktur “organisasi Saracen” yang, menurut penjelasan tersangka, Jasriadi, sama sekali tidak pernah ada. Banyak orang yang menduga-duga bahwa “tokoh senior” itu adalah Prabowo Subianto.
Baca juga: Ada Apa Dengan Suu Kyi dan Megawati?
“Saya tidak pernah bertemu Bapak Prabowo dan saya tidak pernah komunikasi dengan Bapak Prabowo,” kata Jasriadi, tersangka “Saracen”, yaitu akun media online yang dituduh menerima pesanan untuk membuat dan mendistribusikan berita yang berisi ujaran kebencian. Dia juga mengatakan tidak kenal dengan purnawirawan tentara yang berpangkat mayor jenderal, Ampi Tanudjiwa. Dan, Jasriadi juga tidak tahu Eggy Sudjana.
“Struktur itu hanya wacana,” kata Jasriadi. Itu diusulkan seorang temannya. Dia bahkan menyebut usul itu ilegal dan abal-abal (palsu). “Saracen itu organisasinya tidak ada. Yang sekarang ini beredar, itu dibesar-besarkan. Seolah-olah kita mengorganisasikan sindikat, entah bagaimana…, Saya tidak tahu,” kata Jasriadi.
Tersangka lainnya, Sri Rahayu Ningsih (SRN), juga diberi kesempatan berbicara dalam siaran live (langsung) ILC itu. Dalam kesempatan ini, SRN meengaskan dia tidak terlibat sama sekali dengan Saracen. Dia menggambarkan adanya pembingkaian (framing) yang dilakukan oleh MetroTV ketika dia diwawancara oleh stasiun televisi itu.
Framing yang dimaksudkan oleh SRN itu adalah ketika pewawancara MetroTV berusaha menggiring agar SRN mengakui dia kenal dengan Mayjen (Purn) Kivlan Zein (KZ) yang dikatakan ada di dalam struktur organisasi Saracen. SRN mengatakan, walaupun pernah bertemu dengan KZ tetapi dia tidak pernah kenal dengan mantan perwira tinggi itu.
SRN mengatakan di ILC bahwa MetroTV itu mewancarai dia seolah lebih “galak” lagi dari interogasi polisi. Dalam acara ini, SRN mempermalukan MetroTV degan telak sebagai media yang ingin meggiring dan memaksakan opini.
Baca juga: Metro TV Rame Saracen, Victor Laiskodat? Senyap
Selama ini, banyak pihak yang memandang MetroTV sebagai media yang menjalankan agenda yang sifatnya anti- terhadap satu kelompok. Sebaliknya membela kelompok lain. Memiliki agenda untuk membela penguasa.
Banyak orang yang memprihatinkan peliputan MetroTV. Stasiun TV ini pernah diusir dari arena aksi damai umat Islam. Sampai-sampai televisi milik Surya Paloh ini diplesetkan menjadi MetroTivu.
Dan, banyak netizen yang mengaku bahwa mereka tidak lagi membuka atau menonton stasiun TV yang menyediakan program berita berbahasa Mandarin (Xin Wen) itu. Mereka mengaku kecewa terhadap MetroTV yang mereka rasakan “tidak suka” terhadap Islam dan umat Islam.
Kembali ke pembahasan “Saracen” di ILC. Menurut hemat saya, berdasarkan penjelasan, komentar dan pernyataan yang muncul dari para narasumber yang berasal dari “both sides of the story” (kedua pihak), “Saracen” adalah sebuah kasus yang tampaknya sengaja dimunculkan untuk tujuan tertentu. Tampak bahwa pihak yang berkuasa ingin menyudutkan seorang tokoh yang kemungkinan bisa kembali muncul sebagai lawan tanding kelas berat di Pipers 2019.
Untuk saat ini, rata-rata orang hampir pasti akan teringat pada Prabowo Subianto bila mendengar sebutan “lawan tanding kelas berat” di tahun 2019 nanti. Tetapi, apakah pemunculan “Saracen” bertujuan untuk demonisasi atau bahkan pembunuhan karakter (character assassination) terhadap Prabowo, sulit dijawab dengan pasti. Polisi mengatakan mereka sedang melakukan operasi untuk membongkar penyebaran berita hoax di medsos.
Namun, banyak orang yang percaya bahwa Prabowo adalah target utama untuk “dilumpuhkan” sejak sekarang.
Banyak pula orang yang mengeluhkan mengapa Pak Polisi sangat getol memburu pembuat dan penyebar hoax hanya dari pihak yang berseberangan dengan penguasa. Padahal, adalah juga fakta bahwa pembuat dan penyebar hoax justru sangat banyak di pihak yang bersimpati pada penguasa.
Terkait dengan ini, kutipan yang sangat tajam di acara ILC, malam tadi, kembali disampiakn oleh dosen ilmu filsafat UI, Rocky Gerung. Setelah di acara ILC (17/1/ 2017) dia mengatakan “pembuat hoax terbaik adalah penguasa”, Gerung kembali “pedas” malam tadi ketika dia menyinggung soal bagaimana solusi untuk meredam hoax.
Gerung mengatakan, “Naikkan IQ Anda, hoax akan turun.”
Ucapan ini bermakna bahwa pihak yang berkuasa tidak memiliki kemampuan (kapabilitas) yang memadai untuk menjanlankan pemerintahan. Ada orang penting di pemerintahan yang ber-IQ rendah.
Oleh : Asyari Usman
Oleh : Asyari Usman
Wartawan senior
Scrool ke bawah untuk berita, info, artikel, unik dan seru lainnya di ujaran.com