Home » , » BAHAYA! Menguak Keterlibatan Badan Intelijen China Dalam Operasi Indonesia Pecah 2025

BAHAYA! Menguak Keterlibatan Badan Intelijen China Dalam Operasi Indonesia Pecah 2025

Posted by Ujaran on Thursday, August 24, 2017

cina, tiongkok, intelijen, operasi, indonesia, pecah, nkri


[ujaran.com] — Apakah kalian mengetahui, sosok seperti Steven atau Nathan itu bagian pengkondisian yang sengaja diciptakan oleh badan intelejen China (MSS)?


Akun-akun provokator, yang disengaja memancing reaksi, ibarat sengaja menyulut api dalam sekam, ternyata dikoordinir dengan operasi intelejen. Ada satuan tugas yang dibuat oleh badan intelejen China, Ministry of State Security (MSS), untuk terbentuknya kebangkitan "INDOCHINA 2025".

Satuan tugas yang memanfaatkn asas kewarganegaraan yang dianut RRC, Hak kewarganegaraan untuk darah (ius sanguinis) berdasarkan keturunan orang tua. (Yang menganggap Keturunan China dimanapun sebagai warga negara RRC -red).

Slogan "Cinta Indonesia" adalah kedok ketika hampir separuh hidup sebagian besar dari mereka lebih banyak berada di luar negeri, dan menjelekkan kaum pribumi di LN.

Bagaimana bisa, pribumi yang sejak lahir hidup di NKRI, kini dipertanyakan kecintaannya kepada NKRI???

Baca juga: JAHAT... Cina Sengaja Hutangi Indonesia, Bila Tak Mampu Bayar Lalu Dikuasai

Bagaimana bisa, pribumi yang sudah merasakan suka dan susahnya hidup di NKRI sejak lahir, kini tiba tiba dilabeli anti-NKRI???

Tiba-tiba mereka yang hampir separuh hidupnya tinggal di Macau, Singapura dan Beijing, lantang teriak "Kami lebih Indonesia"???

Cerita bermula, ketika status kewarganegaraan Steven yang menyematkan panggilan "TIKO" kepada Gubenur TGB, ternyata memiliki kekebalan diplomatik. Setelah ditelusuri oleh kawan yang berkantor di kalibata, Steven adalah aset intelejen MSS. Dia (Steven) memang di-operate untuk lakukan tindakan itu kepada TGB, sesuai instruksi intelejen MSS.

Dan orang seperti Steven cs. itu sulit disentuh aparat keamanan akibat adanya intervensi & status diplomatik yang melekat, MSS.

Ambisi China untuk membangun jalur sutera modern, dipastikan juga didukung kekuatan intelejen di dalamnya. Dan bukan sebuah kebetulan, di tiap negara yang menjadi target China, issue issue rasis: pribumi vs bukan pribumi, menjadi jualan utama.

Di Angola, China sengaja menyebut warga pribumi Angola sebagai "Xenofobia" (warga pribumi yang tidak suka dgn warga Pendatang). Warga pribumi Angola diopinikan RASIS, karena tidak mau menerima bangsa China. Dan China memakai media-media di Angola untuk memecah persepsi masyarakat pribumi Angola terhadap keberadaan warga China pendatang.

Baca juga: Apa Urusannya? Presiden China Akan Miskinkan Indonesia Jika Patung Dewa...

Sama seperti di Indonesia, warga Angola yang menerima China adalah warga toleran, sementara warga Angola yang menolak dilabeli intoleran. Dan persis seperti Indonesia, di Angola pun, Polisi Angola yang pribumi (dibeli) dibuat lebih memilih dan memihak warga China yang ada di Angola.

Perpecahan diantara warga pribumi di Angola disulut oleh media dan pandangan Toleran vs In-toleran. Angola bisa pecah krn China memakai jualan infrastruktur yg menarik hati pribumi Angola yang bersedia menjadi pengkhianat bangsanya sendiri.

Bukan hanya di Angola, di Srilanka pun terjadi demikian, pola yang sama, adu domba antar pribumi. Semua negara yg menjadi target, dipecah belah dlm pilihan: yg memilih mendukung China dan disebut Toleran, sedang yang memilih melawan, disebut In-toleran. Semua negara menganggap keberadaan China di negaranya sebagai mimpi dan sebuah mimpi buruk.

Tengoklah situasi bangsa kita saat ini, lntelejen China sengaja memakai proxy (antek)-nya yang berada di Indonesia. Dari Sabang hingga Merauke, issue Rasis sengaja dibuat agar terjadi Aksi dan Reaksi. Sosok seperti Steven yang ternyata bagian operasi intelejen China MSS pun kita 'makan' dengan sangat lapar, "Aksi dan Reaksi."

Bahkan kawan yang berkantor di kalibata pun mengatakan akun akun robot Mangga Dua pun bekerja secara massif dan sistematis memecah belah. Membangun opini kebencian serta membangun opini "playing victim" pun dilakukan, sementara kita? Ikut terseret arus deras yang diciptakan.

Kawan itu pun menambahkan, yang menyelamatkan negeri ini dari perpecahan justru karena faktor ghiroh Agama dan TNI. Karena orang yang beragama yang masih bisa menahan dan mengendalikan emosi walau begitu banyak pancingan umpan yg diberikan.

32. Alasan utama lain, rakyat negeri ini masih percaya kpd TNI dan TNI selalu bsama rakyat. Maka bersiaplah TNI bisa jadi target untuk dibenci.


Sumber: Twitter @Ronin1948

Scrool ke bawah untuk berita, info, artikel, unik dan seru lainnya di ujaran.com

Thanks for reading & sharing Ujaran

Previous
« Prev Post

0 comments:

Post a Comment